Riau24.com -Di salah satu Negara Asia yang terkenal dengan kecanggihan produk teknologinya, juga terdapat sisi hitam yang menjadi hambatan Negara ini yaitu dengan tingginya tingkat stress dari warga negaranya. Hal ini terjadi karena mereka memiliki jam kerja dan pekerjaan yang menguras banyak tenaga mereka.
Tetapi ternyata untuk mengobati rasa stress itu, mereka miliki cara sendiri untuk mengurangi tingkat stress yang mereka miliki. Ada berbagai cara dari yang terdengar konyol untuk sebagian warga Indonesia juga sampai ada yang ekstrim.
Kalau kamu pernah ke Jepang, kamu mungkin akan sepakat jika penduduknya bisa dibilang selalu tergesa-gesa dalam menjalankan aktivitasnya. Mereka berjalan cepat layaknya lomba lari jalan kaki. Mereka sering mengejar jadwal bus atau kereta yang akan mereka tumpangi karena di sana haram hukumnya jika terlambat. Bahkan sudah jadi rahasia umum bahwa etos kerja yang sangat tinggi di Jepang sampai menyebabkan fenomena
‘karoshi‘, kematian karena kebanyakan kerja.
Tingginya potensi stres di Jepang memang merupakan masalah serius dalam masyarakatnya. Tahun 2016 yang lalu, pemerintah Jepang berupaya meminimalisir tekanan hidup penduduknya dengan peraturan untuk memangkas jam kerja. Di level masyarakat sendiri, tips-tips melepaskan stres jadi bahasan populer. Bahkan mungkin saking stresnya, cara-cara orang Jepang menurunkan stres terbilang sangat unik dan esktrem.
1. Tren terbaru untuk membunuh stres di Jepang ialah membungkus diri dengan pakaian ketat. Bukannya merasa tersiksa, mereka justru merasa lega lho
Orang Jepang menyebutnya dengan Zentai, cara unik mereka untuk menenangkan diri. Orang-orang beragam usia dan profesi akan mengenakan kostum ketat yang menutupi seluruh tubuh mereka. Tentu saja ini bukan pakaian biasa, tapi kostum yang merupakan satu kesatuan yang dijahit khusus untuk menutupi seluruh tubuh dari ujung kaki sampai ujung kepala. Yup mirip kostum Spiderman, tapi tanpa desain khas di laba-laba merah. Kostum ini berbahan lycra dengan tekstur elastis yang bisa membentuk tubuh. Ketika stres, mereka tak akan segan mengenakan kostum ini saat rapat atau jalan-jalan ke beragam tempat.
Justru di balik kostum ketat yang dipakai, mereka percaya bisa merasa longgar dan tidak tertekan. Semacam wujud pemberontakan atau versi paradoks dari kehidupan mereka. Di kehidupan nyata, meski tampak biasa saja dari luar, sebenarnya banyak orang yang tertekan dan stres. Nah dengan memakai pakaian yang secara fisik mengekang, ternyata sejumlah orang justru merasa ‘terbebaskan’.